Thursday, December 8, 2011

Orang Kristen Arab ( Tahun 523 )

   Pada abad ke enam, gereja-gereja Kristen tumbuh pesat di wilayah Kerajaan Himyar dan Yaman di bagian selatan selat Arab. Gereja-gereja ini di bawah perlindungan Kerajaan Abyssinia ( sekarang Ethiopia ).
   Sekitar tahun 532 Masehi, Yusuf As'ar, dari suku Himlyar dan juga penganut ajaran Yahudi, merebut tahta kerajaan dari raja Yaman dan memberontak melawan Abyssinia, dengan mengusir semua orang Ethiopia dari wilayah kerajaannya. Dia menghancurkan pasukan Abyssinia di Zafar dan merebut kota tersebut dan membakar gereja - gereja di wilayah itu. Lalu, dia menyerang orang-orang Kristen berada. Orang-orang Kristen mempertahankan kota mati-matian, dan As'ar tidak dapat merebutnya. Oleh karena itu dia menggunakan cara licik, menjanjikan kepada orang-orang Kristen pengampunan penuh jika mereka mau menyerah.
   Menyadari bahwa mereka tidak dapat bertahan selamanya, orang-orang Kristen menyerah, setelah menolak nasihat pemimpin mereka, Arethas. Uskup Simeon dari Beth Arsham melaporkan apa yang terjadi selanjutnya: "Orang-orang Yahudi mengumpulkan mayat mereka yang mati sahid dan membawanya ke dalam gereja di mana mayat-mayat itu ditumpuk menjadi satu. Lalu mereka membawa masuk para pendeta, diaken, para pembantu pendeta, anak-anak Tuhan,... Tidak ada tempat kosong tersisa di dalam gedung gereja, penuh sesak, menurut orang-orang yang berhasil lolos dari Najran; sekitar 2000 orang ada di dalam gereja. Mereka lalu menumpuk kayu mengitari gedung gereja bagian luar dan membakarnya, membakar gedung gereja itu beserta setiap orang yang ada di dalamnya,"
   Selama beberapa minggu kemudian, lebih dari ratusan orang Kristen mati sahid, diantara mereka banyak wanita-wanita Kristen saleh, yang dibunuh melalui penyiksaan yang paling mengerikan ketika mereka menolak menyangkal Kristus. Banyak yang diperintahkan "Sangkallah Kristus dan jadilah penganut Yahudi seperti kami, maka kamu akan tetap hidup"
   Prajurit As'ar menggali lubang yang dalam, mengisi lubang itu dengan bahan-bahan yang mudah terbakar kemudian mereka membakar lubang itu. Orang-orang Kristen yang menolak untuk menyangkal iman mereka dilemparkannya ke dalam lubang api
   Seorang wanita kaya bernama Ruhm dipaksa untuk melihat putri dan cucunya dihukum mati, dan dipaksa untuk merasakan darah mereka sebelum dia sendiri dibunuh. Ketika ditanya bagaimana rasanya darah itu, dia menjawab,"Suci, tidak bercela